Sunday, March 18, 2007

Arvan P :

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi: Energi yang Anda
berikan kepada dunia tak akan pernah hilang. Energi itu akan kembali
kepada Anda dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang Anda lakukan pasti
akan kembali kepada Anda dalam bentuk persahabatan, cinta kasih,
perasaan bermakna maupun kepuasan batin yang mendalam.

Saturday, March 17, 2007

Tahukah Anda

Selama konflik antara Ethiopia-Eritrea (1998-2000), Ethopia menyewa piilot pemburu bayaran. Salah satu pilotnya dengan julukan Bar-Su dengan pesawat tempur Sukhoi Su-27 berhasil merontokkan sebuah pesawat tempur MiG-29 Eritrea dalam suatu 'dog fight' sengit. Yang mengagumkan dari pertempuran udara tersebut adalah sang pilot penempur bayaran tersebut adalah seorang wanita.

Ketika aku meminta sedikit

Sahabat-sahabat, ketika usiaku 25 tahun, aku sudah memiliki niat untuk menikah, meskipun hanya sekedar niat, tanpa keilmuan yang cukup. Karena itu, aku meminta jodoh kepada Allah dengan banyak kriteria. Dan Allah-pun belum mengabulkan niatku.

Ketika usiaku 30 tahun, semua orang-orang yang ada di sekelilingku, terutama orang tuaku, mulai bertanya pada diriku dan bertanya-tanya pada diri mereka sendiri. Maukah aku segera menikah atau mampukah aku menikah? Dalam doaku, aku kurangi permintaanku tentang jodoh kepada Allah. Rupanya masih terlalu banyak. Dan Allah-pun belum mengabulkan niatku.

Ketika usiaku 35 tahun, aku bertekad, bagaimanapun caranya, aku harus menikah. Saat itulah, aku menyadari, terlalu banyak yang aku minta kepada Allah soal jodoh yang aku inginkan. Mulailah aku mengurangi kriteria yang selama ini menghambat niatku untuk segera menikah, dengan bercermin pada diriku sendiri.

Ketika aku minta yang cantik, aku berpikir sudah tampankah aku?
Ketika aku minta yang cukup harta, aku berpikir sudah cukupkah hartaku?
Ketika aku minta yang baik, aku berpikir sudah cukup baikkah diriku?
Bahkan ketika aku minta yang solehah, bergetar seluruh tubuhku sambil berpikir keras di hadapan cermin, sudah solehkah aku?

Ketika aku meminta sedikit..... Ya Allah, berikan aku jodoh yang sehat jasmani dan rohani dan mau menerima aku apa adanya, masih belum ada tanda-tanda Allah akan mengabulkan niatku.

Dan ketika aku meminta sedikit...sedikit. ..sedikit. ..lebih sedikit..... Ya Allah, siapapun wanita
yang langsung menerima ajakanku untuk menikah tanpa banyak bertanya, berarti dia jodohku. Dan Allahpun mulai menujukkan tanda-tanda akan mengabulkan niatku untuk segera menikah. Semua urusan begitu cepat dan mudah aku laksanakan. Alhamdulillah, ketika aku meminta sedikit, Allah memberi jauh lebih banyak. Kini, aku menjadi suami dari seorang istri yang melahirkan dua orang anakku.

Sahabatku, 10 tahun harus aku lewati dengan sia-sia hanya karena permintaanku yang terlalu banyak. Aku yakin, sahabat-sahabat jauh lebih mampu dan lebih baik daripada yang suadh aku jalani. Aku yakin, sahabat-sahabat tidak perlu waktu 10 tahun untuk mengurangi kriteria soal jodoh. Harus lebih cepat!!! Terus berjuang saudaraku, semoga Allah merahmati dan meridhoi kita semua. Amin.

Rico Atmaka
Koordinator Majelis Sehati
Daarut Tauhiid Jakarta

Friday, March 16, 2007

Percakapan yang Membebaskan

Manusia, dari tingkatan permukaan sampai ke tingkatan hati
dan jiwa, memang pernah ditelusuri banyak sekali ilmuwan.
Dari psikolog Sigmund Freud, Carl Jung, ke sosiolog Max
Weber, Anthony Giddens, sampai dengan fisikawan seperti
Frijof Capra. Deretan ilmuwan ini tentu amat membantu
pemahaman kemudian. Tidak saja di zaman mereka hidup,
bahkan melebar ke waktu-waktu sesudahnya.

Kedalaman hasilnya, memang amat tergantung pada ketekunan
seseorang dalam mencari dan menggali. Dan seniman, lengkap
dengan kelebihan maupun kekurangannya, melalui
bahasa-bahasa metaforanya sedang ?bercakap-cakap? dengan
dirinya sendiri. Dan pembaca serta pendengarnya pun
?bercakap-cakap? dengan dirinya sendiri.

Yang layak direnungkan, melalui tangan-tangan seniman yang
percakapan ke dalamnya mengagumkan sebagaimana penulis
novel ?Biola Tak Berdawai,? kita seperti diajak menyelam
dalam ke kedalaman kita masing-masing. Coba perhatikan
salah satu kalimat menyentuh novel indah ini ketika
mencoba menjelaskan kehidupan anak-anak tuna daksa
(melebihi dari satu cacat ? demikian salah satu keterangan
kecil novel ini): ?kami tidak sempurna bagi yang
membandingkan ketubuhan kami dengan ketubuhan mereka,
tetapi kami bertubuh sempurna dalam keberadaan kami
sendiri?.

Bagi pikiran yang dipenuhi kepintaran, dan hanya bisa
berjalan serta bergerak jika ada pembandingan,
penggambaran kesempurnaan seperti ini tentu saja
menghentak. Kesempurnaan, ternyata ada di luar
pembandingan. Ini menerangkan sekaligus membebaskan.
Berbeda sekali dengan keseharian sejumlah sahabat. Di mana
kesempurnaan menjadi sangat dan teramat langka, karena
penuh pembandingan sekaligus penghakiman.

Jangankan anak-anak cacat, istri, suami, atasan, bawahan,
orang tua, tetangga, pemerintah, anggota legislatif,
anggota yudikatif, semuanya terlihat jauh dari sempurna
karena dibandingkan. Lebih-lebih kalau pembandingan ini
dibumbui penghakiman. Tidak saja yang dibandingkan dan
dihakimi yang terlihat kurang sempurna, pihak yang
membandingkan dan menghakimi juga bergerak ke tataran yang
semakin tidak sempurna.Kata ?lebih?, entah lebih baik atau
lebih buruk, memang tidak sekadar jembatan pemahaman. Ia
juga serangkaian penghakiman yang bisa membebaskan atau
menakutkan.

Bukankah perang, konflik, teror, perceraian dan sejenisnya
lahir dari manusia yang merasa diri lebih benar? Adakah
yang merasakan kesombongan demikian berkuasanya di dalam
ketika manusia menyebut diri lebih baik? Adakah yang
melihat kalau minder dan tidak percaya diri sudah merampok
demikian sadisnya ketika manusia menyebut dirinya lebih
buruk?

Bagi siapa saja yang tekun dalam perjalanan percakapan
yang membebaskan, setiap pemberhentian sementara diikuti
oleh perjalanan pertanyaan berikutnya. Hati yang mana?
Keinderaan yang mana? Hati yang diselami kata-kata atau
hati yang diselami cinta keseharian? Keinderaan yang
mendengar ke luar atau keinderaan yang mendengar ke dalam?
Hati yang memancar melalui hafalan atau pemujaan?
Keinderaan yang tumbuh melalui daging atau yang tumbuh
oleh keindahan?

Ah, maafkanlah percakapan! Dari satu sisi, ia memang
seperti menambah kebingungan melalui
pertanyaan-pertanyaannya. Di lain sisi, ia juga yang
memberi energi perjalanan pemahaman sekaligus membebaskan.
Terutama, melalui sifatnya yang senantiasa terbuka.

- Gede Prama (sinarharapan) -

Thursday, March 15, 2007

Dale Carnigie :

“ Masa depan harus dipikirkan baik-baik, direncanakan
serta dipersiapkan sebaik mungkin. Tetapi tidak boleh
disertai dengan kekhawatiran. Jangan khawatir akan
hari esok. ”

Monday, March 12, 2007

Gratis Sepanjang Masa

Suatu sore,
seorang anak menghampiri ibunya di dapur
Ia menyerahkan selembar kertas yang telah
ditulisinya.
Setelah sang ibu mengeringkan tangannya
dengan celemek Ia pun membaca tulisan itu
dan inilah isinya:


Untuk memotong rumput 2 Dinar
Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini 1 Dinar
Untuk pergi ke toko disuruh ibu 1/2 Dinar
Untuk menjaga adik waktu ibu belanja 1/2 Dinar
Untuk membuang sampah 1 Dinar
Untuk nilai yang bagus 3 Dinar
Untuk membersihkan dan menyapu halaman 1/2 Dinar
Jadi jumlah utang ibu adalah 8 1/2 Dinar

Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap
Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu
Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya
Dan inilah yang ia tuliskan:

Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Mengobati kamu dan mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis
Anakku... dan kalau kamu menjumlahkan semuanya,
Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS

Seusai membaca apa yang ditulis ibunya
Sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya
Dan berkata: "Bu, aku sayang sekali sama ibu"
Kemudian ia mengambil pulpen
Dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar: "LUNAS"

(MaPI No. 05 Th. IV Mei 2003)

Tahukah Anda

Kasus terlempar keluar 60 penumpang dari pesawat Ilyushin 76 di ketinggian 10.000 kaki, Mei 2003 lalu cukup menarik perhatian.

Mengapa ? Menurut batasan fisika, semakin jauh dari permukaan tanah, tekanan udara yang membungkus Bumi akan semakin kecil.

Kejadian Il-76 bisa dirunut sebagai berikut. Menjelang keberangkatan, semua pintu kemudian ditutup rapat. Sejak itu hubungan kabin penumpang ditutup dengan lingkungan luar. Dalam persiapan terbang ini, tekanan udara dalam kabin penumpang kemudian diatur. Tekanan diatur hingga batas dimana tubuh manusia dapat mentoleransinya. Dalam hal ini, tekanan tak dibuat sama benar dengan tekanan udara di permukaan Bumi, melainkan cukup hingga tekanan pada ketinggian 500-1.000 kaki. Tekanan ini harus senantiasa dijaga secara ketat dalam pressurized cabin berdinding dan seal kuat. Tak boleh ada celah sedikit pun dengan udara luar.

Sedikit saja timbul celah efek yang terjadi bakal luar biasa. Jika hal ini terjadi di ketinggian jelajah pesawat badan lebar yang sekitar 33.000 kaki, misalnya, lubang kecil bisa bikin badan pesawat pecah. Itu karena udara dari dalam kabin akan menyerobot keluar hingga terjadi persamaan tekanan udara di dalam dan luar.

Saturday, March 10, 2007

Cinta...

Cinta...

Tuhan...
Saat aku menyukai seorang teman
Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir

Tuhan...
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta Sejati-Mu
Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi

Tuhan...
Jika aku hendak mencintai seseorang
Temukanlah aku dengan orang yang mencintai-Mu
Agar bertambah kuat cintaku pada-Mu

Tuhan...
Ketika aku sedang jatuh cinta
Jagalah cinta itu
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Tuhan...
Ketika aku berucap aku cinta padamu
Biarlah kukatakan kepada yang hatinya tertaut pada-Mu
Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu

Sebagaimana orang bijak berucap
Mencintai seseorang bukanlah apa-apa
Dicintai seseorang adalah sesuatu
Dicintai oleh orang yang kau cintai sangatlah berarti
Tapi dicintai oleh Sang Pencinta adalah segalanya

(MaPI No. 10 Th. IV Oktober 2003)
Harry S. Truman :

“Jika kita menghapuskan perang di bumi ini pasti suatu hri perang
akan menghapuskan kita dari bumi ini. ”

Tahukah Anda

Selama konflik antara Ethiopia-Eritrea (1998-2000), Ethopia menyewa piilot pemburu bayaran. Salah satu pilotnya dengan julukan Bar-Su dengan pesawat tempur Sukhoi Su-27 berhasil merontokkan sebuah pesawat tempur MiG-29 Eritrea dalam suatu 'dog fight' sengit. Yang mengagumkan dari pertempuran udara tersebut adalah sang pilot penempur bayaran tersebut adalah seorang wanita.

Friday, March 2, 2007

Tahukah Anda

Orang yang dilahirkan di bawah rasi Gemini sebaiknya lebih hati-hati berkendaraan. Kalau perlu ikutlah asuransi supaya kalau ada apa-apa, asuransi bisa membayar kerugian yang mungkin dialami.

Sebuah studi yang mencakup 160.000 kendaraan yang terlibat kecelakaan selama tiga tahun terakhir, yang dilakukan oleh perusahaan asuransi Suncorp Metway Ltd, Sydney, menempatkan orang-orang Gemini pada urutan teratas paling sering mengklaim asuransi kecelakaan. Ciri-ciri Gemini dijelaskan sebagai orang yang ceroboh, cepat bosan, dan lekas frustrasi dengan kendaraan lain yang berjalan lambat.

Berikutnya, mereka yang berbintang Taurus di peringkat kedua dan Pisces pada peringkat berikutnya. Untuk soal berkendaraan, orang Taurus cenderung keras kepala dan tidak fleksibel, sedang Pisces suka yang menyerempet-nyerempet risiko.

Andai ada kesempatan memilih pengemudi, cari yang berbintang Capricorn karena menurut studi itu mereka sabar dan hati-hati.

Cinta Dan Waktu

Tersebutlah, di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam
benda-benda abstrak. Ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan
sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Namun suatu ketika, datang badai menghempas dan air laut tiba-tiba naik
dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat
berusaha menyelamatkan diri.

Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak
mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari
pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.

Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta.

"Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan
harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini
tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini."

Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.
Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat
dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta.
Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu
sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang. Ia kian panik.
Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!",
teriak Cinta.

"Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut.
Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini," sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak.
Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu,"
kata Cinta.

"Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..."
kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan
menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara,
"Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"

Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan
perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air
menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan
Cinta dan segera pergi lagi.

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui
siapa orang tua yang menyelamatkannya itu.
Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu,
siapa sebenarnya lelaki tua tadi.

"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.

"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya.
Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku"
tanya Cinta heran.

"Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu-lah yang tahu berapa nilai
sesungguhnya dari Cinta itu ..." (suaramerdeka)
(Sufi Pakistan) Bulhe Shah :

"Engkau bisa saja menghancurkan kuil atau masjid, tetapi jangan
sekali-sekali menghancurkan kalbu yang mencintai Tuhan"

Tahukah Anda

Perhatikan, apa yang terjadi pada presiden-presiden AS yang terpilih
pada tahun dengan akhiran '0' dengan kelipatan 20 tahun

1840: William Henry Harrison (Tewas di kantor)
1860: Abraham Lincoln (Terbunuh)
1880: James A. Garfield (Terbunuh)
1900: William McKinley (Terbunuh)
1920: Warren G. Harding (Tewas di kantor)
1940: Franklin D. Roosevelt (Tewas di kantor)
1960: John F. Kennedy (assassinated)
1980: Ronald Reagan (Tertembak namun berhasil diselamatkan)
2000: George W. Bush (?)

Kemudian ada semacam keanehan, yang tidak bisa dijelaskan...
Abraham Lincoln terpilih oleh Congress tahun 1846.
John F. Kennedy terpilih oleh Congress tahun 1946.
Abraham Lincoln terpilih menjadi President tahun 1860.
John F. Kennedy terpilih menjadi President tahun 1960.
Keduanya ditembak pada hari Jum'at
Keduanya ditembak di kepala.

Nah, yang tambah anehnya lagi....
Sekretarisnya Lincoln bernama Kennedy.
Sekretarisnya Kennedy bernama Lincoln.
Keduanya dubunuh oleh Orang Selatan
Keduanya digantikan oleh Orang Selatan bernama Johnson
Andrew Johnson, yang menggantikan Lincoln, lahir tahun 1808.
Lyndon Johnson, yang menggantikan Kennedy, lahir tahun 1908.
John Wilkes Booth, yang membunuh Lincoln, lahir tahun 1839.
Lee Harvey Oswald, yang membunuh Kennedy, lahir tahun 1939.

Yang makin menambah aneh lagi.....
Lincoln ditembak di theater bernama 'Ford'.
Kennedy ditembak dalam mobil bermerk 'Lincoln' buatan 'Ford'.
Seminggu sebelum Lincoln ditembak, ia berada di Monroe, Maryland.
Seminggu sebelum Kennedy ditembak, ia bersama Marilyn Monroe.

(by C0nfig)
Peribahasa Afrika:

“ Kita bisa mengetahui seseorang melalui berbagai perbuatannya. ”

Tahukah Anda

Kecoa akan benar-benar mati setelah 2 minggu hidup tanpa kepala

Panglima dan Orang Tua

Malam yang semakin gulita....
sunyi sepi membahana.......
Langit bertabur bintang....
dengan sedikit mendung yang mengawang...........

tampak dari kejauhan,
seseorang berjalan terseok-seok sambil membawa beban

Semakin dekat-semakin dekat, jelaslah sudah...
seorang yang sudah lewat tengah baya, dengan sorban diatas
kepalanya, rambutnya sudah memutih semua dan sebagian
rontok bersamaan dengan berjalannya dia, kerut merut lipatan kulit
di dahinya yang sudah banyak, pandangan matanya menampakkan
beban beratnya kehidupan, kulit dibawah kelopak matanya
membentuk tiga jalur lipatan. Pipinya cekung dengan tulang pipi
yang menonjol, Alis matanya yang membentuk golok melintang
dipadukan dengan dua daun telinganya yang agak lebar.

Perawakannya kurus kering, tanpa berpakaian, sehingga tampak
seolah hanya tulang yang dibungkus kulit saja.
Tulang iganya di kanan kiri terlihat jelas dari luar, dengan memakai
celana hitam yang lusuh potongan sedengkul, si orang tua itu
mengangkat sebuah karung goni besar di atas punggungnya.

Dengan terseok-seok dia melangkahkan kakinya di kegelapan malam.

Dikejauhan tiba-tiba terdengar ringkikan kuda memecah keheningan
malam "...hhhiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkkk...........hiiirrrrr !!

Seorang penunggang kuda tampak dikejauhan, memacu, menghentak
dan kadang melecut perut kudanya. Tambah lama, semakin dekat
jaraknya dengan si bapak tua.

"MINGGIIRRRRR........!"...teriak si penunggang kuda, tetap tidak
mengurangi kecepatan berkudanya.

Si tua yang memanggul beban berat dipunggungnya, seolah tidak
mendengarkan atau memang tidak mendengar teriakan
penunggang kuda itu.

Semakin dekat..jarak semakin dekat...
dan semakin dekat.....dan...
"BRAASSSSSSSS>>>>>BRRRUUAKKKA<<<>>>>>>>>:".

Tabrakan tak dapat dielakkan lagi, Karung goni di atas punggung si
orang tua terlempar beberapa meter, dia sendiri tersungkur,
diujung mulutnya meneteskan darah, dipeganginya dengkul kakinya
yang juga lecet-lecet sedikit berdarah.
Tidak ada suara mengaduh, hanya tangannya yang terus mengurut-urut
kakinya yang sepertinya kesakitan.

Si penunggang kuda yang tidak terjatuh melompat dari kudanya
turun dan mendekati si orang tua itu. Bukannya minta maaf, malah
berteriak marah dan mengayunkan kedua kepalannya pada
wajah si orang tua, "Kamu itu sudah tahu aku bilang minggir kok
ndak mau minggir..dasar tua bangka bangkotan...!!".."Duess..duess..",
beberapa pukulannya mendarat di wajah dan perut si tua.
Darah keluar semakin deras dari mulutnya.
Tak terdengar rintihan atau keluhan.

Sinar bulan yang mulai tampak bercahaya, sekilas cahayanya
mengenai pakaian si penunggang kuda. Tampak sosok yang kekar
terlatih dengan helm di atas kepalanya dan seragam seorang
prajurit perang.
Di atas bahunya ada tanda...beberapa tanda yang menunjukkan
dia adalah seorang panglima.

Masih terdenagr beberapa kali gerutuan si penunggang kuda, dia
melompat kembali naik kekudanya dan menghentakkan kudanya
bergerak cepat menuju istana kerajaan.

Beberapa waktu kemudian, Setelah sampai di depan pintu kerajaan,
dia melompat turun dari kudanya. Kudanya ditambatkan ditempat
biasanya ia meletakkan kuda. Dan dengan langkah tegap,
ia berjalan menuju pintu gerbang ruang kerajaan.

Di kanan kiri pintu, ada dua pengawal kerajaan yang berdiri tegak,
siap dengan tombaknya, menanyakan keperluan dari sang panglima,
kemudian sang panglima disuruh menunggu sejenak diluar.
Salah seorang dari penjaga pintu masuk untuk melaporkan
kedatangan sang panglima pada rajanya.

Agak lama kemudian, kira-kira sepenanakan nasi, sang raja keluar
dan duduk disinggasana, sementara si panglima baru saja dipersilahkan
untuk masuk oleh penjaga pintu gerbang.
Sang raja manggut-manggut di atas singgasananya mendengarkan
laporan sang panglima, sementara sang panglima dengan takzim
duduk dibawah menyampaikan laporannya sepatah demi sepatah kata.

Tiba-tiba keasyikan mereka terganggu dengan terbukanya pintu
gerbang ruangan kerajaan itu. Angin berhembus kencang mengiringi
masuknya sosok tua yang sudah kita kenal tadi.
pak tua yang membawa karung goni dipunggungnya.
Melihat pak tua yang berdiri dimuka pintu, mendadak sontak sang
raja tersenyum dan dengan tergopoh-gopoh setengah berlari
menghampiri si tua dengan penuh sikap hormat dan tunduk.
Pucatlah wajah si panglima melihat kejadian itu.
tubuhnya bergetar hebat, lemas seolah seluruh tulangnya meleleh
melihat pemandangan itu. Orang tua yang tadi disuruhnya minggir,
yang tidak mau minggir akhirnya ditabraknya.
Orang tua yang membuatnya marah karena tidak mau minggir,
bukannya dia minta maaf, malahan si orang tua dipukuli sampai
darah menetes, sampai darah mengucur deras.

Kini ada dihadapannya, dan sebuah keheranan memenuhi benaknya.
Dirinya seorang panglima saja untuk menemui sang raja butuh waktu
menunggu, disuruh menunggu cukup lama. Sedangkan si orang tua itu
kelihatannya tidak dihalangi sama sekali oleh penjaga pintu, dan
sang raja sendiri menyambut dengan tersenyum dan dengan menghormat
takzim pada si orang tua.

Siapakah si orang tua yang sangat dihormati oleh raja ini ?
Siapakah ? Siapakah orang tua yang telah menjatuhkan seluruh
keberanianku sebagai seorang panglima ini ?
siapakah ? Siapakah orang tua yang telah membuat aku malu dengan
kesabarannya dan dengan kepasrahannya ini ?
Siapakah ? Sekiranya dapat si panglima menyembunyikan wajah dan
dirinya dari hadapan si tua, tentulah akan dilakukannya.

Jantung si panglima serasa mau copot, dan darah seolah berhenti
mengalir, mata membelalak, manakala sang Raja bukan saja
menghormat, melainkan mendudukkan si orang tua disinggasananya
sementara sang raja memilih duduk dikursi sebelahnya.
Sementara ia sendiri, seorang panglima kerajaan, hanya duduk di
atas karpet, dibawah singgasana.
Si orang tua itu menolak untuk duduk disinggasana, ia memilih
duduk disebelah singgasana raja. Seolah tak pernah terjadi suatu
dengan si panglima, si orang tua itu tersenyum ramah dengan
penuh ketulusan padanya.

Suara sang raja memecah keheningan,
"Panglimaku, belum kenalkah engkau dengan beliau ? guruku ?
penasehat kerajaan ? Sulthon auliya` Ibrahim bin Adham ?".

Tahukah Anda

Beruang kutub bertangan kidal, melakukan semuanya selalu dengan tangan kiri.

Keterangan gambar :
Beruang Kutub atau dalam nama ilmiahnya Ursus maritimus adalah mamalia besar dalam aturan marga, keluarga biologi Ursidae. Dia termasuk spesies circumpolar yang terdapat di dan sekitar Arktik dan adalah hewan marga mamalia daratan terbesar. Beruang Polar dewasa jantan seberat antara 400 hingga 600 kilogram dan kadang kala melebihi 800 kg. Beruang Polar betina sekitar separuh berat beruang jantan dan biasanya seberat antara 200 hingga 300 kg. Beruang jantan dewasa sepanjang 240 hingga 260 sentimeter dan beruang betina antara 190 hingga 210 cm. Ketika baru lahir, bayi beruang seberat 600 hingga 700 gram.
Anda tidak akan dapat mengendalikan perbuatan orang lain, tetapi
Anda dapat mengendalikan reaksi mental Anda terhadap perbuatan
mereka itu & itulah yang terpenting bagi Anda.
Peribahasa Latin:

“ Sangat baik untuk mempelajari sesuatu, bahkan dari seorang
musuhpun ”

Lakukanlah Yang Terbaik Untuk Dunia

Manusia kadang berlaku tidak wajar
tak masuk akal dan egois
Namun, cintailah mereka

Jika kau berbuat kebaikan
motif dan ambisimu akan turut dipertanyakan
Namun, lakukanlah kebaikan

Jika kau meraih kesuksesan
teman palsu dan musuh sejatilah yang kau dapatkan
Namun, raihlan kesuksesan

Kebaikan yang kau lakukan hari ini
akan dilupakan esok hari
Namun, berbuatlah

Kejujuran dan keterusterangan
kadang membuatmu mudah diperolok
Namun, jujur dan berterusteranglah

Manusia kadang berpura-pura lemah
dan menjadi pengekor mereka yang sukses
Namun, berjuanglah bagi mereka yang lemah

Apa yang kau bangun bertahun-tahun
bisa jadi hancur dalam sekejap
Namun, teruslah berkarya

Manusia yang memang butuh pertolongan
mungkin malah menyerangmu jika kau bantu
Namun, bantulah mereka

Lakukan yang terbaik untuk dunia


"Puisi Karya Kashif Majeed & Ali Asad Hemani, diterjemahkan oleh Agung"
(MaPI No. 10 Tahun II Oktober 2001)